Assalamualaikum wr
wb. Hari yang sejuk dan dingin di akhir November kali ini gue baru
berkesempatan untuk nulis lagi. Entahlah akhir-akhir ini lagi banyak banget
pikiran, hadeh namanya juga manusia pasti mikir sih ya. Okeee sebelum lanjut
mau bahas apa kali ini, sedikit curcol tentang pikiran.
Dulu saat masih kecil
gue pernah berpikir kenapa gue cuma bisa baca dan mendengar pikiran gue
sendiri. Dan kenapa di pikiran ini hati gue bicara sendirian. Kenapa gitu gue gabisa baca pikiran orang
lain dan ngebayangin kalo gue jadi mereka apa yang mereka pikirkan di dalam
hatinya. Gue mikir, apa yang ada dipikiran orang itu apa bisa sama dengan yang
gue pikirkan. Cuma baru dipikirin sih saat itu, dan akhirnya gue jawab sendiri “oh mungkin nanti kalo udah besar gue pasti
bisa baca pikiran orang kok”. “Nanti
pasti gue bisa tau sendiri apa yang orang pikirin”. Pemikiran yang aneh dan
bodohnya itu, sampe sekarang ternyata belum bisa sepenuhnya baca pikiran orang
kan. Dan ternyata jawaban yang sebenernya adalah karena kita hidup di satu
tubuh dengan satu otak itu sendiri. Pikiran Ratna kecil itu ternyata salah,
tapi tenang banyak cara buat baca pikiran orang tanpa jadi dirinya ataupun menerawang
apa yang sebenernya dipikirkan orang lain. Kecuali lo merasa diri lo peramal ya
ataupun punya mukjizat bisa baca pikiran orang lain. Tapi lucunya gue pernah
disebut peramal beberapa kali haha, makasih loh. Cuma satu-satunya emang. Nah
cara baca pikiran itu ya banyak, tapi sayang gue bukan peramal ataupun psikolog
yang sekiranya udah sering banyak baca teori dan referensi buku cara membaca
pikiran orang lain. Menurut gue, dengan mengenal dia (orang lain) aja itu
setidaknya lo udah bisa sedikit baca pikiran dia. Tapi ga bisa dimungkiri
memang banyak orang yang sebenernya menyembunyikan apa yang dia rasa dan
pikirkan. Sedekat-dekatnya orang pun ga bisa jamin akan tau dan mengerti
semuanya. Beruntunglah si vampir Edward di film “Twilight” ga ada di kehidupan
ini ya, kalo enggak wah kebongkar semua kartu orang-orang haha. Maka dari itu, apa
yang ada di pikiran orang yang seutuhnya tau itu cuma dia dan Tuhan yang Maha
Halus dan Teliti.
Sekarang
lupakan pikiran orang-orang dan kali ini gue ingin bahas tentang frens. Sebagai
fans dari twenty one pilots gue nyebutnya gitu aja ya untuk judul haha. Frens a.k.a
friends, fellow, fellas, teman, kawan. Teman ini punya banyak arti. Tiap
orang bisa mendefinisikannya masing-masing. Tapi tenang gue ga akan bahas satu
persatu mereka temen gue. Absurdnya disini gue akan bahas bahwa di setiap
kegiatan gue sehari-hari ga lepas dari ingatan seorang teman. Dan juga teruntuk
teman yang sama sekali belum pernah gue temui. Aneh ya ketemu belum tapi
berteman. Haha bisa aja kok. Kenapa juga kali ini gue bahas teman, karena gue
merasa belum bisa menjadi teman yang baik. Okeee jangan galau, ini bukan saatnya
menggalaui teman. Kegalauan ini muncul karena proposal yang ga kelar-kelar,
astaghfirullahazim… Gue tertarik bahas pertemanan, tapi entahlah belum ada
penyemangat lagi wkwk. Bismillah nanti saatnya kelar mah beres kok. Balik lagi
ke topik, teman ini hadir dalam berbagai macam bentuk (ada kali yang temennya
dedemit wkwk). Teman dengan segala macam rasa, tapi asal jangan pake perasaan
nanti berujung pada friendzone. Dan
pasti kita akan nemuin teman dengan segala macam sifat dan kepribadian yang
berbeda-beda. Gue jadi inget kutipan yang gue sukai di twitter gini “You
never lose friends. You just discover who you real friends are”. Daebakkk dua kalimat yang penuh arti.
Ternyata ya memang benar, seperti seleksi alam aja sih. Siapa teman yang selalu
ada buat lo saat senang maupun susah ya itu dia teman yang sebenarnya. Bukan
maksudnya kehilangan teman, tapi ya akhirnya lo tau siapa yang memang ada buat
lo. Tapi tenang aja, 1 teman yang paling mengerti lo itu lebih baik kok daripada
1000 teman yang cuma ngekor lo saat senang. Satu hal yang harus dipahami bahwa
kita ga bisa nuntut mereka untuk selalu ada. Karena seperti kita sendiri punya
kehidupan masing-masing, begitupun mereka.
Pada
dasarnya definisi teman jauh dari lubuk hati gue yang paling dalam adalah
mereka yang buat diri gue menjadi sekarang ini, karena tanpa kalian ya pasti
gue hidup di goa sendirian kan haha. Jangan terlalu serius, ibarat tiba-tiba
doi ngajak serius udah siap belom lo haha. Banyak yang perlu dipertimbangkan
dan dipikirkan mateng-mateng kan. Sudah pantaskah? Atau masih memantaskan diri?
Haha. Balik lagi bahas kegiatan sehari-hari yang buat gue gabisa lepas dari
ingatan seorang teman. Sebelumnya gue jadi inget film “Negeri Van Oranje”, di
film itu gue inget Abimana itu tipe yang susah hafal nama orang, tapi dia punya
teman banyak. Dan yang buat gue suka sama kepribadian dia di film itu adalah,
di salah satu adeganya di pinggir jembatan kalo ga salah yaaa dia bilang “gue
cukup inget mereka dengan satu kejadian aja”. Terkagum-kagum gue di bioskop
dan rasanya mau puter lagi bagian itu wkwk. Nah bener banget emang, beberapa
kejadian sederhana dan kebetulan malah jadi satu hal yang selalu diingat.
Misalnya aja kancing baju kemeja, ini mah udah pasti film Thailand tergalau gue
saat SMA “Crazy Little Thing Called Love”
wkwk. Bukan itu poinnya tapi maksudnya adalah gue jadi inget pernah bantu teman
gue ngancingin kemejanya wkwk. Ga penting sih tapi itulah yang gue ingat sama
itu anak. Pernah juga gue bangun di pagi hari ngeliat awan yang indah dan
berfirasat bakal ada yang gue temuin nanti nih, dan akhirnya bener aja. Selang
beberapa bulan berikutnya perasaan yang sama di pagi hari seperti itu lagi, dan
ternyata bener gue ketemu orang yang sama. Kejadian sederhana itu dengan mudah
mengembalikan ingatan tentang seseorang. Apalagi teman yang selalu mengisi
hari-hari. Banyak kejadian spele yang gue ingat dan kok bener ya kata Abimana,
cukup dengan satu kejadian aja buat satu orang. Satu kejadian aja.
Perihal
gue belum bisa jadi teman yang baik, yah karena balik lagi kita manusia bukan amoeba
yang bisa membelah diri (HAHA). Maksudnya sedekat-dekatnya dengan teman, ga
selamanya kita bisa baca pikiran dan apa yang dia rasakan sebenarnya. Cuma ekspresi
yang bisa dibaca kan. Dan ga selamanya bisa nuntut untuk tau apa yang dia
rasakan, karena dengan berbagi berarti
butuh tangan yang siap merangkul. Ga semua orang siap untuk merangkul,
tapi banyak orang yang siap untuk cuma mau tau. Saat SMP gejolak remaja dan kelabilan membawa
gue mencari tau apa itu artinya teman. Kejadian yang sangat berharga dan buat
gue sadar untuk mengerti. Gue baru menyadari bahwa ga selamanya semua yang dianggap
teman bercerita apa yang dia rasakan.
Menuntut untuk tau semua apa yang dirasakan. Ya saat itu gue merasa “oh jadi gamau cerita ke gue, it’s ok”…
Karena kadar kenyamanan orang itu beda-beda. Setelah kejadian itu gue baru
mengerti wkwk. Ya contohnya aja sekarang ini, banyak ketawanya aja di depan
orang-orang tapi di belakang kalo udah cerita ke teman yang “dianggap” dekat
bisa galau-galau masa lalu diungkit terussss. Kadar kenyamanan… lagi-lagi gue
juga melihat diri gue sendiri, ya emang
bener juga sih. Bukan maksud ga bisa percaya dan gamau cerita, hanya aja ya ga
perlu semua orang tau kan. Tetep balik lagi ke kepribadian masing-masing sih
intinya. Tapi pada akhirnya pribadi diri sendiri gue juga kadang menuntut untuk
tau apa yang gue rasa perlu tau. Bukan
karena cuma ingin tau, tapi seenggaknya kita pernah susah senang bareng bahkan
nangis bareng. Bukan karena gue menganggap diri gue udah benar dan segalanya di
diri gue sempurna tapi seenggaknya gua juga ingin teman gue bahagia (oke ini curhatan, skip!!!). Dan satu hal
yang buat gue mengerti adalah kadang terlalu menyakitkan karena terlalu banyak
tau.
Heyyyy
jangan sedih, teman. Kali ini kita bahas suatu kebetulan, ya kan teman. Suatu
kebetulan sekali ya, teman. Kebetulan ya jadi teman. Gue akan kasih kutipan
abang yang paling gue cintai di novelnya “Hidup
adalah serangkaian kebetulan. ‘Kebetulan’ adalah takdir yang menyamar”.
Kutipan itu dari novel abang gue walaupun kita dari rahim yang berbeda yaitu
Fiersa Besari judulnya “Garis Waktu”. Sebuah novel perjalanan menghapus luka (ya
ampun bang hati aku nih masih belum terobati wkwk). Kebetulan di situ gue mau
bercerita suatu kejadian, tapi lebih tepatnya momen ulang tahun sih. Saat SMP masih
zaman jahiliyah gue alay dan rajin banget main ke warnet. Zaman baru kenal
internet sehingga kerjaannya main medsos. Saat itu facebook buat lo bisa menunjukkan identitas jati diri lo sebenarnya,
katanya. Bukan itu intinya wkwk. Dari yang gue inget saat itu, di salah satu
bulan Juli gue ngucapin ulang tahun ke teman SMP gue di facebook. Gimana bisa lupa, karena gue paling gampang ingat tanggal
lahir orang lain wkwk. Karena ga bisa lepas dari medsos siang malam gue lakonin
buat online sehingga tibalah di malam
itu tepat jam 00.00 gue ucapin ultah. Gue jadi yang pertama ngucapin pada
akhirnya. Gitu aja sih karena kita dekat juga enggak, ya paling say hi. Dan dari suatu kebetulan itu,
setahun setelahnya kita satu SMA. Ternyata kita sekelas dan duduk bareng.
Jadilah dia teman gue, dan jadilah gue teman dia haha. Kalo mau ditelusuri
lebih jauh ternyata bokap kita kerja di salah satu PT yang sama. Dan itu udah
pasti kita tiap tahunnya sama-sama ikut gathering
family PT itu. Kebetulan ga sih, apa memang takdir yang menyamar seperti
yang abang Fiersa bilang. Itu cuma dari satu orang teman ya, kebetulan. Singkat
aja juga ada seseorang yang gue temui di depan warnet dan kita kenalan karena
dia temannya teman gue, dan selang
beberapa tahun kita dipersatukan di kelompok yang sama. Bukan sekedar kelompok
biasa ini wkwk. Kebetulan sematakah? Boleh dijawab sendiri…
Dan
lagiiii teman itu siapa sih? Yang apapun
semua seleranya sama? Ga juga kok, ya pasti beberapa hal sering kali berbeda. Tapi
gue menemukan teman yang gue rasa dia itu kembaran gue yang setipe seselera
seirama senada sepemikiran, tapi bedanya adalah kita ga sejenis. Suatu kebetulan
juga pada intinya sih wkwk. Karena sebagai seorang gemini gue merasa dia emang
kembaran gue yang hilang. Dan karena cuma kita yang tau, jadi cuma kita yang
tau gimana rasanya haha. Okeee, karena terlalu banyak tentang frens yang
dibahas, paragraf terakhir ga perlu terlalu banyak wkwk. Dan jugaaaa ceritain
dikit balada kehidupan KKN di Juli-Agustus masih ada yang tertinggal, hidup
bersama selama sebulan sama sekelompok orang yang baru dikenal pokoknya unforgettable banget wkwk.
Sebenernya gue belum
bisa move on dari drama korea yang ga
kelar-kelar, karena bosan iseng nulis aja dulu eh tapi malah kok jadi panjang
banget. Tapi tenang aja ga ada yang ngelarang kok, hidup demokrasi!!!!! Selamat
malam, gue cabut dan misi kali ini selesai…. Terima kasih… Wasalamualaikum Wr.Wb.
(bonus screenshoot aja yaa, gue suka banget ini dari story ig hayley omg :)) |