Assalamualaikum wr.wb.. Jangan lupa untuk selalu salam, karena
kalo bingung mau mulai chat apa pada awalnya yaaa say hi aja dulu, dibales atau ga ya urusan belakangan haha...
Selamat malam dan selamat datang dizembeeeer :’) Malam ini langit sedang cerah-cerahnya
dan supermoon indah banget… Ga perlu banyak kata-kata, tapi
satu hal yang perlu ditulis adalah “kalian harus lihat langit malam ini!!!”
Ternyata bahagia sesederhana itu. Ga perlu banyak prolog karena malam ini
lagi-lagi gue semangat untuk nulis. Banyak
hal yang ingin dibagi dan entah mungkin karena rasanya lagi suntuk dan mood ga bersahabat jadi lebih baik nulis
untuk mengobati segala kegelisahan. Dan sebenernya bukan cuma suntuk, tapi kok
hati rasanya lagi sensitif banget yaaa. Ya sudahlah nanti juga ilang sendiri
kan.
Supermoon malam ini indah banget, sayang aja hasil jepretan kamera hp ga seindah penglihatan mata :) |
Kali ini gue mau
bahas stranger lagi. Karena stranger disini seorang ibu dan ia sendirian
jadi kalo pake –s itu ya namanya es cendol wkwk (apasiiihhh). Seorang ibu disini
gue temui beberapa waktu yang lalu saat di masjid. Termasuk salah satu masjid terbesar
di Asia tenggara, yang ada di Indonesia yaitu Masjid Istiqlal. Cerita bermula
gue abis main sama temen gue dan akhirnya memutuskan untuk ke masjid karena
matahari hampir tenggelam. Setelah sholat kita istirahat meluruskan kaki. (Kaki
gue pegel banget sumpah). Syahdu banget
di dalam masjid rasanya, di dalam masjid gue ngerasa bukan apa-apa subhanallah,
merasa kecil banget sebagai manusia itu ya, entahlah sedikit perasaan dekat
dengan-Nya. Di saat kita istirahat itulah ada ibu-ibu ikut nimbrung obrolan
kita. “fotonya bertiga terus ya, pamali kalo bertiga. Harusnya saya ikut tuh di
foto” haha kita menanggapi ibu itu dengan senyum semangat (lagu smash buuuu). Dan
singkat cerita obrolan berlanjut, awalnya kedua teman gue ikut ngobrol tapi
mereka punya urusan masing-masing. Satunya sakit perut dan yang satunya sibuk
edit foto wkwk. Alhasil si ibu memberondong pernyataan dan gue timpali dengan
jurus kekepoan yang akut ini.
Singkat cerita yang
kita obrolin ibu ini punya anak yang sedang kuliah dan karena sakit ia
menjenguknya. Sakit ala-ala anak kosan kalo gue bisa tebak ya paling kecapean,
maag, atau sakit perut karena makan sembarangan. Entahlah gue ga bertanya anak
ibu itu sakit apa. Pada intinya ibu ini bercerita tentang anak sulungnya itu
dan merasa bangga sekali dengan anaknya. Pasti sudah semestinya dan jadi hal
wajar seorang ibu membanggakan anaknya. Obrolan seputar ibu bercerita tentang
anaknya gue jadi keinget mama gue di rumah
wkwk. Perasaan orang tua karena anaknya yang merantau di tempat orang apakah
seputar pertanyaan “udah makan belum? makannya pake apa? sehat-sehat kan di
sana? kerja/kuliahnya rajin ga ya?” ataupun seputar perintah “jangan lupa
makan! Jangan kesiangan berangkatnya! Jangan makan sembarangan nak!” Cuma orang
tua yang tau gimana rasa khawatir yang sebenarya. Tapi satu hal yang harus kita
tau, mereka akan pasang badan paling depan buat anaknya.
Selaluuuu aja ya,
kebetulan yang menguntungkan. Suatu kebetulan gue baru aja menemui seorang ibu yang
membuat gue kepengen banget bahas orang tua, belum lama ini masih
anget-angetnya gue selesai nonton drama korea “Reply 1988”. Sumpah cape banget gue nontonnya
ga selesai-selesai kemarin tuh wkwk. Di
salah satu adegannya si ibu itu pergi dari rumah untuk jenguk ibunya di kampung
halaman. Akhirnya suami dan kedua anaknya mengurus dirinya sendiri selama 2
hari ke depan. Saat ibunya balik, mereka jadi bisa ngurus semua hal di rumah
yang sebelumnya selalu minta bantuan ibunya. Tapi anehnya si ibu merasa saat itu mereka bisa hidup
tanpanya sehingga buat dia malah sedih. Dan pada akhirnya Jung-Hwan merasa ada
yang salah sama sikap ibunya dan kembali ke masa-masa mereka selalu minta
bantuan ibunya dalam melakukan apapun. Disitulah
ibunya merasa menjadi seperti biasa dan dialah yang selalu diandalkan oleh anak
dan suaminya. Kalo tadi drama, realitanya sih ya anak lebih baik ngurus
hidupnya sendiri deh yaaa biar ga nyusahin. Tapi yang lebih penting, jangan
sedikitpun menyakiti hatinya. Wah kadang tanpa sadar mah ada aja ya…. Sudah
pasti orang tua mau segala sesuatu yang terbaik buat anaknya, dan balasannya
sebagai anak adalah ya seenggaknya jangan buat orang tua khawatir. Cekcok itu pasti ada, tapi apa ga lebih baik
dibicarakan baik-baik. Kalo kabur-kaburan itu pengecut namanya kan (!) (okeeeee
ini intermezzo)
Balik lagi ke ibu stranger, gue seakan melihat betapa
berjuangnya dia menyekolahkan anaknya dan bersemangatnya ia bercerita anak itu bercita-cita
memajukan tempat kelahirannya kelak. Betapa
senangnya saat anaknya bisa mendapatkan beasiswa, dan bisa membantu sesama
dengan mengajar. Dan nilai plusnya adalah ia bercerita bahwa anaknya itu rajin ikut
kegiatan keagamaan dan insyaallah soleh. Karena memang sudah seharusnya dengan
berilmu itu pasti beriman. Semakin tinggi ilmu seseorang, semakin tinggi pula
keimanannya. Semakin tebal keimanan kita pada Tuhan semakin merasa kecil kita
di hadapan Tuhan. Ibarat milyaran bintang yang tersebar di alam semesta, kita
hanyalah setitik debunya.
Kalo kata goliath,
cukup sampai disini karena waktu sudah hampir sepertiga malam. Ini efek tidur
sore akhirnya mata belum mau kompromi dibawa tidur dan akhirnya nulis lagiiiii
deh ini wkwk. Karena ide pun sedang ga banyak jadi misi malam ini selesai. Dan teruntuk
kamu… bukan karena lagi nugas kok, see!!!
Haha… Oke selamat malam dan Wasalamualaikum wr.wb.