Selasa, 05 Desember 2017

Talk with Strangers (ep 4)

Assalamualaikum  wr.wb.. Jangan lupa untuk selalu salam, karena kalo bingung mau mulai chat apa pada awalnya yaaa say hi aja dulu, dibales atau ga ya urusan belakangan haha... Selamat malam dan selamat datang dizembeeeer :’) Malam ini langit sedang cerah-cerahnya dan supermoon  indah banget… Ga perlu banyak kata-kata, tapi satu hal yang perlu ditulis adalah “kalian harus lihat langit malam ini!!!” Ternyata bahagia sesederhana itu. Ga perlu banyak prolog karena malam ini lagi-lagi gue semangat untuk nulis. Banyak  hal yang ingin dibagi dan entah mungkin karena rasanya lagi suntuk dan mood ga bersahabat jadi lebih baik nulis untuk mengobati segala kegelisahan. Dan sebenernya bukan cuma suntuk, tapi kok hati rasanya lagi sensitif banget yaaa. Ya sudahlah nanti juga ilang sendiri kan.

Supermoon malam ini indah banget, sayang aja hasil jepretan kamera hp ga seindah penglihatan mata :)

Kali ini gue mau bahas stranger lagi. Karena stranger disini seorang ibu dan ia sendirian jadi kalo pake –s itu ya namanya es cendol wkwk (apasiiihhh). Seorang ibu disini gue temui beberapa waktu yang lalu saat di masjid. Termasuk salah satu masjid terbesar di Asia tenggara, yang ada di Indonesia yaitu Masjid Istiqlal. Cerita bermula gue abis main sama temen gue dan akhirnya memutuskan untuk ke masjid karena matahari hampir tenggelam. Setelah sholat kita istirahat meluruskan kaki. (Kaki gue pegel banget sumpah).  Syahdu banget di dalam masjid rasanya, di dalam masjid gue ngerasa bukan apa-apa subhanallah, merasa kecil banget sebagai manusia itu ya, entahlah sedikit perasaan dekat dengan-Nya. Di saat kita istirahat itulah ada ibu-ibu ikut nimbrung obrolan kita. “fotonya bertiga terus ya, pamali kalo bertiga. Harusnya saya ikut tuh di foto” haha kita menanggapi ibu itu dengan senyum semangat (lagu smash buuuu). Dan singkat cerita obrolan berlanjut, awalnya kedua teman gue ikut ngobrol tapi mereka punya urusan masing-masing. Satunya sakit perut dan yang satunya sibuk edit foto wkwk. Alhasil si ibu memberondong pernyataan dan gue timpali dengan jurus kekepoan yang akut ini.
Singkat cerita yang kita obrolin ibu ini punya anak yang sedang kuliah dan karena sakit ia menjenguknya. Sakit ala-ala anak kosan kalo gue bisa tebak ya paling kecapean, maag, atau sakit perut karena makan sembarangan. Entahlah gue ga bertanya anak ibu itu sakit apa. Pada intinya ibu ini bercerita tentang anak sulungnya itu dan merasa bangga sekali dengan anaknya. Pasti sudah semestinya dan jadi hal wajar seorang ibu membanggakan anaknya. Obrolan seputar ibu bercerita tentang anaknya gue jadi keinget mama  gue di rumah wkwk. Perasaan orang tua karena anaknya yang merantau di tempat orang apakah seputar pertanyaan “udah makan belum? makannya pake apa? sehat-sehat kan di sana? kerja/kuliahnya rajin ga ya?” ataupun seputar perintah “jangan lupa makan! Jangan kesiangan berangkatnya! Jangan makan sembarangan nak!” Cuma orang tua yang tau gimana rasa khawatir yang sebenarya. Tapi satu hal yang harus kita tau, mereka akan pasang badan paling depan buat anaknya.
Selaluuuu aja ya, kebetulan yang menguntungkan. Suatu kebetulan gue baru aja menemui seorang ibu yang membuat gue kepengen banget bahas orang tua, belum lama ini masih anget-angetnya gue selesai nonton drama korea  “Reply 1988”. Sumpah cape banget gue nontonnya ga selesai-selesai kemarin tuh wkwk.  Di salah satu adegannya si ibu itu pergi dari rumah untuk jenguk ibunya di kampung halaman. Akhirnya suami dan kedua anaknya mengurus dirinya sendiri selama 2 hari ke depan. Saat ibunya balik, mereka jadi bisa ngurus semua hal di rumah yang sebelumnya selalu minta bantuan ibunya. Tapi anehnya  si ibu merasa saat itu mereka bisa hidup tanpanya sehingga buat dia malah sedih. Dan pada akhirnya Jung-Hwan merasa ada yang salah sama sikap ibunya dan kembali ke masa-masa mereka selalu minta bantuan  ibunya dalam melakukan apapun. Disitulah ibunya merasa menjadi seperti biasa dan dialah yang selalu diandalkan oleh anak dan suaminya. Kalo tadi drama, realitanya sih ya anak lebih baik ngurus hidupnya sendiri deh yaaa biar ga nyusahin. Tapi yang lebih penting, jangan sedikitpun menyakiti hatinya. Wah kadang tanpa sadar mah ada aja ya…. Sudah pasti orang tua mau segala sesuatu yang terbaik buat anaknya, dan balasannya sebagai anak adalah ya seenggaknya jangan buat orang tua khawatir. Cekcok itu pasti ada, tapi apa ga lebih baik dibicarakan baik-baik. Kalo kabur-kaburan itu pengecut namanya kan (!) (okeeeee ini intermezzo)
Balik lagi ke ibu stranger, gue seakan melihat betapa berjuangnya dia menyekolahkan anaknya dan bersemangatnya ia bercerita anak itu bercita-cita memajukan tempat kelahirannya kelak.  Betapa senangnya saat anaknya bisa mendapatkan beasiswa, dan bisa membantu sesama dengan mengajar. Dan nilai plusnya adalah ia bercerita bahwa anaknya itu rajin ikut kegiatan keagamaan dan insyaallah soleh. Karena memang sudah seharusnya dengan berilmu itu pasti beriman. Semakin tinggi ilmu seseorang, semakin tinggi pula keimanannya. Semakin tebal keimanan kita pada Tuhan semakin merasa kecil kita di hadapan Tuhan. Ibarat milyaran bintang yang tersebar di alam semesta, kita hanyalah setitik debunya.

Kalo kata goliath, cukup sampai disini karena waktu sudah hampir sepertiga malam. Ini efek tidur sore akhirnya mata belum mau kompromi dibawa tidur dan akhirnya nulis lagiiiii deh ini wkwk. Karena ide pun sedang ga banyak jadi misi malam ini selesai. Dan teruntuk kamu… bukan karena lagi nugas kok, see!!! Haha… Oke selamat malam dan Wasalamualaikum wr.wb.

Kamis, 30 November 2017

Frens

Assalamualaikum wr wb. Hari yang sejuk dan dingin di akhir November kali ini gue baru berkesempatan untuk nulis lagi. Entahlah akhir-akhir ini lagi banyak banget pikiran, hadeh namanya juga manusia pasti mikir sih ya. Okeee sebelum lanjut mau bahas apa kali ini, sedikit curcol tentang pikiran.
Dulu saat masih kecil gue pernah berpikir kenapa gue cuma bisa baca dan mendengar pikiran gue sendiri. Dan kenapa di pikiran ini hati gue bicara sendirian.  Kenapa gitu gue gabisa baca pikiran orang lain dan ngebayangin kalo gue jadi mereka apa yang mereka pikirkan di dalam hatinya. Gue mikir, apa yang ada dipikiran orang itu apa bisa sama dengan yang gue pikirkan. Cuma baru dipikirin sih saat itu, dan akhirnya gue jawab sendiri “oh mungkin nanti kalo udah besar gue pasti bisa baca pikiran orang kok”. “Nanti pasti gue bisa tau sendiri apa yang orang pikirin”. Pemikiran yang aneh dan bodohnya itu, sampe sekarang ternyata belum bisa sepenuhnya baca pikiran orang kan. Dan ternyata jawaban yang sebenernya adalah karena kita hidup di satu tubuh dengan satu otak itu sendiri. Pikiran Ratna kecil itu ternyata salah, tapi tenang banyak cara buat baca pikiran orang tanpa jadi dirinya ataupun menerawang apa yang sebenernya dipikirkan orang lain. Kecuali lo merasa diri lo peramal ya ataupun punya mukjizat bisa baca pikiran orang lain. Tapi lucunya gue pernah disebut peramal beberapa kali haha, makasih loh. Cuma satu-satunya emang. Nah cara baca pikiran itu ya banyak, tapi sayang gue bukan peramal ataupun psikolog yang sekiranya udah sering banyak baca teori dan referensi buku cara membaca pikiran orang lain. Menurut gue, dengan mengenal dia (orang lain) aja itu setidaknya lo udah bisa sedikit baca pikiran dia. Tapi ga bisa dimungkiri memang banyak orang yang sebenernya menyembunyikan apa yang dia rasa dan pikirkan. Sedekat-dekatnya orang pun ga bisa jamin akan tau dan mengerti semuanya. Beruntunglah si vampir Edward di film “Twilight” ga ada di kehidupan ini ya, kalo enggak wah kebongkar semua kartu orang-orang haha. Maka dari itu, apa yang ada di pikiran orang yang seutuhnya tau itu cuma dia dan Tuhan yang Maha Halus dan Teliti.
                Sekarang lupakan pikiran orang-orang dan kali ini gue ingin bahas tentang frens. Sebagai fans dari twenty one pilots gue nyebutnya gitu aja ya untuk judul haha. Frens a.k.a friends, fellow, fellas, teman, kawan. Teman ini punya banyak arti. Tiap orang bisa mendefinisikannya masing-masing. Tapi tenang gue ga akan bahas satu persatu mereka temen gue. Absurdnya disini gue akan bahas bahwa di setiap kegiatan gue sehari-hari ga lepas dari ingatan seorang teman. Dan juga teruntuk teman yang sama sekali belum pernah gue temui. Aneh ya ketemu belum tapi berteman. Haha bisa aja kok. Kenapa juga kali ini gue bahas teman, karena gue merasa belum bisa menjadi teman yang baik. Okeee jangan galau, ini bukan saatnya menggalaui teman. Kegalauan ini muncul karena proposal yang ga kelar-kelar, astaghfirullahazim… Gue tertarik bahas pertemanan, tapi entahlah belum ada penyemangat lagi wkwk. Bismillah nanti saatnya kelar mah beres kok. Balik lagi ke topik, teman ini hadir dalam berbagai macam bentuk (ada kali yang temennya dedemit wkwk). Teman dengan segala macam rasa, tapi asal jangan pake perasaan nanti berujung pada friendzone. Dan pasti kita akan nemuin teman dengan segala macam sifat dan kepribadian yang berbeda-beda. Gue jadi inget kutipan yang gue sukai di twitter gini “You never lose friends. You just discover who you real friends are”. Daebakkk dua kalimat yang penuh arti. Ternyata ya memang benar, seperti seleksi alam aja sih. Siapa teman yang selalu ada buat lo saat senang maupun susah ya itu dia teman yang sebenarnya. Bukan maksudnya kehilangan teman, tapi ya akhirnya lo tau siapa yang memang ada buat lo. Tapi tenang aja, 1 teman yang paling mengerti lo itu lebih baik kok daripada 1000 teman yang cuma ngekor lo saat senang. Satu hal yang harus dipahami bahwa kita ga bisa nuntut mereka untuk selalu ada. Karena seperti kita sendiri punya kehidupan masing-masing, begitupun mereka.
                Pada dasarnya definisi teman jauh dari lubuk hati gue yang paling dalam adalah mereka yang buat diri gue menjadi sekarang ini, karena tanpa kalian ya pasti gue hidup di goa sendirian kan haha. Jangan terlalu serius, ibarat tiba-tiba doi ngajak serius udah siap belom lo haha. Banyak yang perlu dipertimbangkan dan dipikirkan mateng-mateng kan. Sudah pantaskah? Atau masih memantaskan diri? Haha. Balik lagi bahas kegiatan sehari-hari yang buat gue gabisa lepas dari ingatan seorang teman. Sebelumnya gue jadi inget film “Negeri Van Oranje”, di film itu gue inget Abimana itu tipe yang susah hafal nama orang, tapi dia punya teman banyak. Dan yang buat gue suka sama kepribadian dia di film itu adalah, di salah satu adeganya di pinggir jembatan kalo ga salah yaaa dia  bilang “gue cukup inget mereka dengan satu kejadian aja”. Terkagum-kagum gue di bioskop dan rasanya mau puter lagi bagian itu wkwk. Nah bener banget emang, beberapa kejadian sederhana dan kebetulan malah jadi satu hal yang selalu diingat. Misalnya aja kancing baju kemeja, ini mah udah pasti film Thailand tergalau gue saat SMA “Crazy Little Thing Called Love” wkwk. Bukan itu poinnya tapi maksudnya adalah gue jadi inget pernah bantu teman gue ngancingin kemejanya wkwk. Ga penting sih tapi itulah yang gue ingat sama itu anak. Pernah juga gue bangun di pagi hari ngeliat awan yang indah dan berfirasat bakal ada yang gue temuin nanti nih, dan akhirnya bener aja. Selang beberapa bulan berikutnya perasaan yang sama di pagi hari seperti itu lagi, dan ternyata bener gue ketemu orang yang sama. Kejadian sederhana itu dengan mudah mengembalikan ingatan tentang seseorang. Apalagi teman yang selalu mengisi hari-hari. Banyak kejadian spele yang gue ingat dan kok bener ya kata Abimana, cukup dengan satu kejadian aja buat satu orang. Satu kejadian aja.
                Perihal gue belum bisa jadi teman yang baik, yah karena balik lagi kita manusia bukan amoeba yang bisa membelah diri (HAHA). Maksudnya sedekat-dekatnya dengan teman, ga selamanya kita bisa baca pikiran dan apa yang dia rasakan sebenarnya. Cuma ekspresi yang bisa dibaca kan. Dan ga selamanya bisa nuntut untuk tau apa yang dia rasakan, karena dengan berbagi berarti  butuh tangan yang siap merangkul. Ga semua orang siap untuk merangkul, tapi banyak orang yang siap untuk cuma mau tau.  Saat SMP gejolak remaja dan kelabilan membawa gue mencari tau apa itu artinya teman. Kejadian yang sangat berharga dan buat gue sadar untuk mengerti. Gue baru menyadari bahwa ga selamanya semua yang dianggap teman bercerita apa yang dia rasakan.  Menuntut untuk tau semua apa yang dirasakan. Ya saat itu gue merasa “oh jadi gamau cerita ke gue, it’s ok”… Karena kadar kenyamanan orang itu beda-beda. Setelah kejadian itu gue baru mengerti wkwk. Ya contohnya aja sekarang ini, banyak ketawanya aja di depan orang-orang tapi di belakang kalo udah cerita ke teman yang “dianggap” dekat bisa galau-galau masa lalu diungkit terussss. Kadar kenyamanan… lagi-lagi gue juga  melihat diri gue sendiri, ya emang bener juga sih. Bukan maksud ga bisa percaya dan gamau cerita, hanya aja ya ga perlu semua orang tau kan. Tetep balik lagi ke kepribadian masing-masing sih intinya. Tapi pada akhirnya pribadi diri sendiri gue juga kadang menuntut untuk tau apa yang gue rasa perlu tau. Bukan karena cuma ingin tau, tapi seenggaknya kita pernah susah senang bareng bahkan nangis bareng. Bukan karena gue menganggap diri gue udah benar dan segalanya di diri gue sempurna tapi seenggaknya gua juga ingin teman gue bahagia  (oke ini curhatan, skip!!!). Dan satu hal yang buat gue mengerti adalah kadang terlalu menyakitkan karena terlalu banyak tau.
                Heyyyy jangan sedih, teman. Kali ini kita bahas suatu kebetulan, ya kan teman. Suatu kebetulan sekali ya, teman. Kebetulan ya jadi teman. Gue akan kasih kutipan abang yang paling gue cintai di novelnya “Hidup adalah serangkaian kebetulan. ‘Kebetulan’ adalah takdir yang menyamar”. Kutipan itu dari novel abang gue walaupun kita dari rahim yang berbeda yaitu Fiersa Besari judulnya “Garis Waktu”. Sebuah novel perjalanan menghapus luka (ya ampun bang hati aku nih masih belum terobati wkwk). Kebetulan di situ gue mau bercerita suatu kejadian, tapi lebih tepatnya momen ulang tahun sih. Saat SMP masih zaman jahiliyah gue alay dan rajin banget main ke warnet. Zaman baru kenal internet sehingga kerjaannya main medsos. Saat itu facebook buat lo bisa menunjukkan identitas jati diri lo sebenarnya, katanya. Bukan itu intinya wkwk. Dari yang gue inget saat itu, di salah satu bulan Juli gue ngucapin ulang tahun ke teman SMP gue di facebook. Gimana bisa lupa, karena gue paling gampang ingat tanggal lahir orang lain wkwk. Karena ga bisa lepas dari medsos siang malam gue lakonin buat online sehingga tibalah di malam itu tepat jam 00.00 gue ucapin ultah. Gue jadi yang pertama ngucapin pada akhirnya. Gitu aja sih karena kita dekat juga enggak, ya paling say hi. Dan dari suatu kebetulan itu, setahun setelahnya kita satu SMA. Ternyata kita sekelas dan duduk bareng. Jadilah dia teman gue, dan jadilah gue teman dia haha. Kalo mau ditelusuri lebih jauh ternyata bokap kita kerja di salah satu PT yang sama. Dan itu udah pasti kita tiap tahunnya sama-sama ikut gathering family PT itu. Kebetulan ga sih, apa memang takdir yang menyamar seperti yang abang Fiersa bilang. Itu cuma dari satu orang teman ya, kebetulan. Singkat aja juga ada seseorang yang gue temui di depan warnet dan kita kenalan karena dia temannya teman gue,  dan selang beberapa tahun kita dipersatukan di kelompok yang sama. Bukan sekedar kelompok biasa ini wkwk. Kebetulan sematakah? Boleh dijawab sendiri…
                Dan lagiiii teman itu siapa sih?  Yang apapun semua seleranya sama? Ga juga kok, ya pasti beberapa hal sering kali berbeda. Tapi gue menemukan teman yang gue rasa dia itu kembaran gue yang setipe seselera seirama senada sepemikiran, tapi bedanya adalah kita ga sejenis. Suatu kebetulan juga pada intinya sih wkwk. Karena sebagai seorang gemini gue merasa dia emang kembaran gue yang hilang. Dan karena cuma kita yang tau, jadi cuma kita yang tau gimana rasanya haha. Okeee, karena terlalu banyak tentang frens yang dibahas, paragraf terakhir ga perlu terlalu banyak wkwk. Dan jugaaaa ceritain dikit balada kehidupan KKN di Juli-Agustus masih ada yang tertinggal, hidup bersama selama sebulan sama sekelompok orang yang baru dikenal pokoknya unforgettable banget wkwk.

Sebenernya gue belum bisa move on dari drama korea yang ga kelar-kelar, karena bosan iseng nulis aja dulu eh tapi malah kok jadi panjang banget. Tapi tenang aja ga ada yang ngelarang kok, hidup demokrasi!!!!! Selamat malam, gue cabut dan misi kali ini selesai…. Terima kasih… Wasalamualaikum Wr.Wb.


(bonus screenshoot aja yaa, gue suka banget ini dari story ig hayley omg :))

Minggu, 16 Juli 2017

Talk with Strangers (ep 3)

Assalamualaikum wr.wb. Selamat malam minggu..

Cieeee malam mingguannya di rumah aja ya? haha tenang ga nyindir kok, ini untuk gue sendiri hehe. Curhat dulu boleh yaaa. Gimana engga? seharian rasanya badan lemes aja karena tiba-tiba paginya panas dalem, tenggorokan perih karena emang kebanyakan minum yang manis-manis sih beberapa hari belakangan. Tapi tenang, gue udah minum -ratna- sari kok hahaa (eh nama gue itu ya). Karena tadi siang gue udah tidur, malam ini lanjut deh begadang sebentar buat nulis haha. Nah sehat nikmat kannn? Pastilah…  gue jadi inget persis setahun lalu sakit haduh ga enak yaaa minum obat ada kali sebulan kurang, tapi alhamdulillah deh sembuh. Sehat itu mahal brayyyy, ga semua terobati pake obat warung kan. Bismillah yes jangan makan sembarangan juga, ya tapi kadang suka susah sih bagi gue sekarang ini sebagai anak kosan haha. Tapi sengganya gue nyempetin lari seminggu sekali ngeluarin keringet kok. Cuma setelah lebaran ini belum sempet lari lagi, kerjaan ada aja emang wkwk.
Ohya malam ini gue akan bahas strangers lagi yaitu seorang ibu. Sebenernya gue kadang juga ga begitu tertarik ngobrol sama orang, ya karena lagi males aja hehe. Tibalah di hari itu, tepatnya seminggu yang lalu hari senin gue berangkat ke kampus dari rumah. Bayangkan perjalan cilincing-ciputat… haha ga makan waktu lama banget kok, ya paling 2,5 jam kalo cepet ya naik kereta transit sana sini. Kalo naik motor ya bisa sejam sih, asal sepajang jalan lampu ijo terus dan ga macet. Lo juga boleh bayangin gimana rasanya macet-macetan di Jakarta. Seperti biasa bokap anter ke stasiun, setelah sampe gue nunggu kereta berangkat 7.20. Saat itu gue udah lemes banget rasanya mau tidur-tidur ayam di kereta karena semalem abis begadang ngerjain tugas yang mau dikumpulin itu. Kebiasaan ya allah ngerjain tugas deadline terussss :’(.  Tapi alhamdulillahnya tuh tugas kelar jam 2, dan artinya semalem itu gue cuma tidur kurang lebih 4 jam. Yaudah mau gimana lagi kan huffff. Gue pun nunggu kedatangan kereta, dan akhirnya datang. Gue naik kereta di gerbong biasanya, dan di saat itu gue liat segerombol ade-ade. Pada mau jalan-jalan nihhhhh keknya. Yaudah gua ambil posisi di seberangnya, menyibukkan diri main hp. Kehampaan gue rasain saat itu karena ga bisa sambil denger musik, ya lagi-lagi headsheat gue rusak (cuz music is my life haha but its ok). Strangers yang akan gue bahas ini seorang ibu paruh baya. Saat itu gue masih sibuk main hp, dan tiba-tiba seorang ibu di samping gue duduk nindihin bagian kemeja bawah gue. Gue nengok eh ibu ini senyum yaudah bales deh senyum (dia mana tau gue senyum juga, kan bermasker kwkw). Saat itulah ibu ini yang mulai perbincangan, dia sekedar ngasih tau tujuannya karena dia masih bingung baru pertama kali naik kereta. Ibunya bilang kalo dia turun di st. sudimara, dan saat itu gue cuma iya-iya aja karena ya ga akan sejalur (gue ngiranya itu st. sudirman). Tapi si ibu lanjut cerita kalo dia akan transit di kp bandan dan tn abang, loh itu mah sejalur sama gue haha gue baru sadar.  Akibat begadang sih kayaknya jadi masih ngaco haha. Dan saat itu gue gagal untuk bisa tidur di kereta karena lagi-lagi ada seorang ibu yang ngintilin gue (padahal udah ngerencanain dari malem huh). Tapi yaudah akhirnya gue ngobrol dengan  ibu ini dan menjaga kekuatan mata juga obrolan biar sinkron dan nyambung diajak ngobrol (apalah ini haha).
                Banyak banget obrolan yang dibicarain dan ibu ini juga termasuk kategori baik lah (haha kek udah baik aja gue ya). Dari obrolan itu, ibu ini mau pergi ke rumah anaknya di Sudimara karena cucunya yang masih bayi cuma ditemani sama bapaknya. Istrinya pergi kerja.. (haduh anak lo masih kecil di rumah buuu). Kasian juga si anak ga ditungguin sama mamanya, dan si anak ibu ini (bapaknya) bela-belain ga kerja buat nungguin si anak. Apa ga terbalik tuh? gimanapun anak bayi itu paling butuh sosok seorang ibu buat merawatnya. Ya memang sosok ayah juga ga kalah penting, tapi kan seengganya anak itu butuh asi yang ga bisa dikasih si ayah. Si ibu ini datang dengan maksud untuk bilang ke mantunya kalo dia ga perlu kerja lagi, mending ngurus anak aja sementara karena masih sebulan. Agak disayangkan juga sih sebenernya lakinya masih kerja, tapi si istri ga mau ngalah ngurus anaknya aja. Tuntutan karir? Dengan kesotoy-an gue sih melihatnya gini, kedekatan anak dan ibunya jadi berkurang karena si ibu sibuk kerja. Mbok ya coba ngalah, karena demi anak sendiri kok.
Malam ini ga banyak yang gue tulis yeee karena udah mulai ngantuk dan tenggorokan makin ga enak wkwk. Pokoknya sepanjang perjalanan ibu ini cerita dia punya anak 3 cucunya juga udah banyak, dia umur berapa, tinggal dimana, dan balik nanya juga bahas ini itu. Nah dari pertemuan ini gue cuma mau bilang bahwa orang tua itu ga punya batasan bagi kita buat ngebales semua jasa-jasanya. Semuanya ga bisa ditarif kek kalian naik angkutan online. Dan yang harus kita inget, susahnya kita juga akan balik lagi ke orang tua. Pasti mereka yang dirugiin. Seringnya kalo lagi bahagia lupa sama orang tua di rumah, ga diturutin dikit ngebantah orang tua,  ga dibebasin nganggepnya orang tua gabisa ngertiin. Gue juga bukan manusia sempurna yang ga-pernah-ga-ngelawan orang tua, tapi dengan bertemunya ibu ini menyadarkan gue bahwa sebenernya ‘dia’ yang berdiri paling depan buat bantu lo sebenernya adalah keluarga, terutama orang tua. Dan semuanya tergantung diri lo sendiri.

Padahal masih banyak yang mau gue tulis, tapi berhubung udah jam 1 gue mesti siap-siap tidur karena besok pagi mau otw ciputat. Ga terasa udah mulai masuk semester baru lagi, dan semangat KKN selama liburannnnn yuhuuu!!!! Dan malam ini gue harus cabut, juga mimpi indah…. Walaikumsalam.wr.wb

bonus screenshoot nih haha.
padahal sih semua yang cantumin emailnya pasti juga dikirim,
bagi gue bahagia itu sederhana, dapet email ini misalnya,
mana justin lucu banget nanyinya haha

Kamis, 19 Januari 2017

Talk with Strangers (ep 2)

Hai apa kabar?


Hari demi hari terus berjalan, bulan demi bulan kita lewati, dan tahun demi tahun ga kerasa udah cepet banget berganti. Selamat tahun baru 2017 ya guys, karena masih bulan Januari tahun baru ini belum berakhir kan hehe. Gue ga akan bercerita banyak tentang pengalaman tahun baru gue gimana, tapi fyi aja sedikit kalo malam tahun baruan kemarin gue habiskan di rumah dengan bakar-bakar ikan dan jagung sama keluarga (dan mati lampu duh). Yaaa peran gue hanya sebagai anak dari keluarga kecil ini, bukan keluarga kecil sendiri yang udah gue bangun karena gue aja masih sibuk kuliah haha. Tenang, semua akan indah pada waktunya kok (loh apa ini wkwk). Berhubung lagi-lagi masuk liburan, gue akan lanjutin nulis di blog ini yang sebenernya ga penting juga sih wkwk. Gpplah yaaa iseng-iseng dikit, daripada kata-kata di kepala gue ini terlalu ganggu lebih baik dikeluarin jadiin tulisan. So, welcome to my thread (eh salah forum wkwk). I mean welcome to my blog epribadeh JJJ

tahun baru mainan ini wkwk

Gue bingung akan memulai dari mana. kampret wkwk..

Okeee ada baiknya kita ucapkan salam dulu, assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Biar sopan dan punya tata karma bertamu, kalian juga harus ucap salam dulu ya wkwk. PROLOG GA PENTING NIH wkwk, duh makin muter-muter gue nulis apaan. Suer ini semua ada di kepala gue dan ga bermaksud gue tulis haha, abisnya gue akhir-akhir ini mikirin dia mulu sih wkwk. Canda dehhh pisss ga kepikiran kamu kok hehe. Malam ini entah kenapa mood gua lagi ga bersahabat banget, ya gatau bete aja gituuu dan mood gue makin parah sampe-sampe kirim sticker line “hate you”, dan hell untungnya agak membaik dikit karena tadi abis yasinan hehe. btw met malam jumat gengs…

Balik lagi ke topik awal, kali ini gue akan ngelanjutin bahas strangers lagi… Dan entah kenapa gue sebenernya suka banget nemuin orang baru, karena banyak banget pelajaran yang diem-diem bisa diambil. Bertemu dengan bermacam-macam sifat dan sikap orang baru tentu itu bisa jadi pelajaran buat gue terutama dalam menyikapi kebanyakan orang. Bukan maksud gue bereksperimen dengan strangers yang gue temuin tapi masalahnya adalah gue paling ga suka sendirian di jalan wkwk. Sebenernya itu sih emang kenyataan (baca: single) wkwk. Eh tapi bukan itu poinnya, hal yang gue paling gasuka adalah saat kemana-mana sendirian tuh karena ga ada yang bisa diajak ngobrol. Maka dari itu gue selalu nyari temen buat ngobrol saat mood lagi baik dan pasti emang lagi pengen ngobrol. Beberapa petuah sering banget gue dapet dari sobat-sobat kalo gue jangan terlalu sering ngobrol atau ngeladenin strangers. But sometimes I can’t gals, I need someone here (nunjuk hati wkwk apalah ini kok jadi ngomongin hati)…. Di saat-saat tertentu gue emang pengen banget ngobrol sama orang tapi kadang kalo mood ga baik, jangan harap tampang gue bisa ditolerir untuk diliat wkwk. Petuah-petuah sobat gue itu emang kadang gue lakukan karena emang gue juga pilih-pilih orang buat ngobrol. Kalo kata kutipan buku tuh “don’t judge book by the cover” hell… gue juga ga akan kurang kerjaan menilai tiap orang yang gue temui, tapi dalam membuka percakapan baru gue selalu menilai nih orang bener ga kalo diajak ngobrol. Dan hal yang paling bisa gue lakukan dalam memilihnya adalah dengan lo liat kejujuran di mata orang tersebut. cieeee. Bisa asik ga diajak ngobrol haha. Satu pelajaran buat para penumpang adalah jangan mudah tertipu oleh orang-orang yang mencoba baik sama lo. Maksudnya adalah saat dibaikin seseorang ya boleh lah menerima kebaikannya, tapi alangkah lebih baik kita membatasi - apapun itu. Sekedar menjaga diri dan sekedar menghindari perbuatan yang akan disesali kemudian. Satu hal lain lagi saat bersama orang baru adalah jangan sepenuhnya percaya. Terlepas dari dia cerita panjang lebar, ya lo bisa ambil baiknya dan buang jeleknya (gampang kannn).. Karena emang ga ada yang sempurna di dunia ini, begitupun strangers (apalagi diri gue sendiri hmm).

Udah panjang banget prolog di atas dan perkenalkan saya ndoro ratu kanjeng haha orang betawi- sunda kejauhan gini padahal, jadi panggil aja mpok/ neng ratna hihiw. Hell gue ga demen dipanggil mpok wkwk. Gue akan berbagi cerita tentang pertemuan gue dengan strangers selanjutnya yang emang bisa diambil baiknya dan buruknya diri gue semoga dimaklumin aja ya. Karena gue seutuhnya manusia yang tak luput dari dosa, apalagi dosa kepada semut-semut yang tak berdosa. Ga baik kebanyakan ngomongin dosa, lebih baik ngomongin pahala biar kita senantiasa mendapatkan pahala aamiin…

Okeee balik ke topik awal, perkenalkan strangers yang akan gue ceritakan adalah seorang bapak-bapak perawakan tinggi dan dari yang gue taksir umurnya sekitar 50 tahun. Lebih tua dari bokap gue 7 tahun-an lah. Gue bertemu bapak-bapak ini di kereta. Seperti biasa perjalanan dari Cilincing-Ciputat tiap minggunya. Saat itu hari Minggu sekitar 2 bulan yang lalu, dan di pagi hari Minggu nan cerah gue terpaksa harus ke kosan karena ada urusan. Pagi itu seperti biasa gue dianter bokap ke stasiun dan saat kereta datang gue naik. Butuh beberapa menit nunggu jadwal kereta berangkat, dan jam 7.10 berangkatlah kita. Saat itu gue liat bapak ini lagi kebingungan nanya mas-mas & mba-mba di sampingnya, dan gue sedang asik mendengarkan lagu dengan headsheat kesayangan wkwk. (jangan terlalu serius)… Gue abaikan aja tuh bapak-bapak kebingungan yang duduk di seberang dan saat ga sengaja gue liat raut mukanya masih aja bingung. Gue agak nguping dikit aja nih pembicaraan orang-orang, dan ternyata si bapak ini mau ke stasiun “Tenjo”. Itu sih jauh juga dan gue rasa si bapak baru pertama kali naik kereta, dan jelas aja dia belum paham banget apa yang mas/mba bilang… Akhirnya gue memberanikan diri nanya pertanyaan yang ga perlu gue tanya lagi wkwk “bapak emang mau kemana?” dan dijawablah jawaban yang udah gue tau wkwk “mau ke Tenjo”. Gue kasih tau dah tuh arahnya dan gue bilang “mending bapak bareng saya aja, arahnya sama kok pa tapi nanti saya turun duluan”. Nah lohhh bapak-bapak ngintilin gue wkwk.

Sebenernya gue agak anti kalo berurusan sama kaum Adam di jalan, bukannya gimana-gimana yaaa IYKWIM deh. Walaupun emang gue demen ngobrol tapi untuk hal yang satu itu gue rada males. Dan seringnya sih kalo udah gue liat tanda-tanda ga bener, gue tampilin tuh muka ngeselin wkwk. Tapi kalo ada tanda-tanda pucuk dicinta ulam pun tiba, gue juga males soalnya nanti disangka keganjenan lagi wkwk. Alhasil gue emang lebih sering ngobrol sama strangers yang sejenis. Cerita dikit, gue sebenernya ga pernah bilang ini ke siapa-siapa tapi ini kejadian saat gue lagi naik metromini. Kejadiannya udah lama, saat itu lumayan malem dan emang oon gue kalo pulang suka kemaleman duh. Saat itu gue duduk di deket jendela dan samping gue abang-abangan. Yelah males banget gue diajak ngobrol ga penting, dan akhirnya minta nomor. Kampret kan.. Posisi gue terjebak dan selamatnya gue baik-baik aja dengan penolakan halus itu. Gila dalem hati gue udah kasih sumpah serapah, bukannya apa sih gue ga demen aja orang begitu wkwk.

Balik lagi ke cerita, akhirnya kita harus transit di Stasiun Kampung Bandan- dan sebelumnya kita berangkat dari Stasiun Tanjung Priok. Sambil nunggu kereta datang, gue kasih tau lagi si bapak arah tujuannya. Dan masih aja dia keder wkwk. (sabar nak sabar).. Ya bener kan dugaan gue, si bapak ini baru pertama kali naik kereta ini dan sendirian. Beberapa menit kemudian kereta datang, dan kita akan menuju ke Stasiun Tanah Abang.  Udah pasti gue ga akan berada di gerbong perempuan karena si bapak ini kan ngintilin gue wkwk. Gue udah tau pasti nanti bakalan sesak banget di dalam kereta dan beruntungnya gue dapet duduk. Tapi dewi fortuna belum mengizinkan gue duduk sampai tujuan akhir, ya karena baru tiba di satu stasiun tiba-tiba di depan gue ada ibu-ibu hamil diri. Untungnya tas gue lagi enteng kan akhirnya ngalah deh sama bumil satu itu biar duduk. Hettt ternyata ada lakinya di samping gue, mereka pegangan tangan uuuu cocwittt. Si bapak tadi masih ada di sekitar dan dia masih duduk adem ayem ngantuk-ngantuk gimana gituuu. 1 stasiun lewat dan akhirnya sampailah kita di stasiun Tanah Abang. Kita berganti kereta lagi ke jalur 5/6 dan sebenernya kereta tujuan Serpong udah ada dan harusnya gue bisa aja naik. Tapi sayangnya kereta si bapak ini tujuan akhir Maja, dan kita tunggulah kereta itu datang. Agak lama juga kita nunggu kereta tujuan Maja datang, dan akhirnya datang juga. Saat itu penumpang sepi dan duduklah kita di dalam kereta (yakali di kandang macan wkwk). Sambil nunggu berangkat, banyak banget yang kita obrolin dan gue terlalu malas nulis semuanya hehe… Satu hal yang penting dari perkataan bapak itu adalah dia bilang “SHOLAT JANGAN SAMPE DITINGGALIN”. Emang dari awal ngobrol udah ke-bapak-an  (yakali ke-emak-an duh), orangnya asik dan ternyata rumah kita emang lumayan dekat. Si bapak ini anaknya ngajar di sekolah XX dan gue tau banget sekolah itu karena emang tau wkwk. Bapak ini banyak ngasih wejangan layaknya seorang bapak kepada anaknya. Nah loh apa tadi bapaknya bilang, sholat jangan sampe ditinggalin. Inget.. kita ga punya apa-apa selain amal yang kita bekalin nanti, dan jangan sampe lupa deh pokoknya jadi anak yang bener dan baik. Gue gaperlu ceramah panjang lebar karena udah banyak yang sering kasih siraman rohani kannnn. Dan lagi-lagi, kita gabisa nilai seseorang dari luarnya aja kan. Ternyata masih banyak orang baik berkeliaran di sekitar, itu semua tergantung gimana cara kita menyikapi dan kita juga harus melihat mana yang bener-bener baik dan pura-pura baik. Semuanya kembali pada kalian, karena pelajaran sebenernya bisa datang dari orang-orang yang ga pernah kita sangka. Seengganya hari itu gue bersyukur udah ajak bapak itu buat bareng gue karena bagaimanapun juga tiap gue lagi males sholat selalu aja keinget pesan itu. Ya walaupun emak bapak gue juga ga henti-hentinya ceramahin gue, kadang kita sendiri sampe kebal sendiri kan emang wkwk. Sadarlah nak… wkwk. Dan saat itu gue berpisah sama bapak itu karena udah sampai di tujuan gue Stasiun Pondok Ranji. Akhirnya gue sampai juga, dan kebetulan gue juga udah agak telat sebenernya tapi dengan sangat baik hati kawan gue mau jemput di stasiun. Dan sampailah kita di kosan gue hehe.
 
Ga kerasa baru nyeritain satu strangers doang kok banyak juga yaaa. Padahal ada strangers lain seorang ibu juga yang mau ditulis tapi nanti lagi deh yaaa. Ohya di hari itu gue sebenernya juga ga tau banget tujuan akhir si bapak dimana (mana hapal gue semua stasiun duh), tapi berhubung gue nyimpen gambar rute kereta di hp jadi gue bisa ngasih tau arah pada bapak ini. Dan lagi-lagi setelah gue ceritain kejadian hari itu, gue kena semprot kalo gue tetep ga dibolehin keseringan ngajak ngobrol orang… wkwk iya gue paham kalian terlalu sayang sama gue kok hehe. Oke, kalo gitu gue cabut dan gue bisa katakan misi malam ini selesai (yah gue udah lama ga nonton tuh acara wkwk). Wassalamualaikum dan selamat malam.